Kemarin lusa, kemarin, dan hari ini sedang melupakan sesuatu. Entah terlupakan, entah sengaja melupakan. Ada keraguan, ada ketakutan, ada ketidakpastian, bahkan ada kemustahilan yang berkeliling memutar di otak bahkan mulai tertanam dalam hati. Takut ketika waktu itu tiba, malah tidak siap. Takut ketika seharusnya dia, malah tidak yakin. Takut ketika seharusnya dilakukan, malah tidak. Akhirnya menyadari satu hal, ada yang terlupakan, ada yang terlewatkan. Lupa kalau kemarin lusa, kemarin, hari ini, bahkan setiap hari ke depan dan di masa depan akan ada Dia. Seorang yang kukenal kesetianNya, yang kukenal kasihNya, yang kukenal kelembutanNya, yang kukenal amarahNya. Terlalu banyak lupa kalau Dia lah yang mengerjakan seluruh hari-hari ini, bukan seperempat, bukan setengah, bukan tiga seperempat, tapi empat per empat. Seluruhnya. Aku melupakan satu hal yang Dia janjikan, pemeliharaanNya. Mulai ragu dan merasa tidak pasti, padahal bagianku hanya harus mengerjakannya saja. Ada yang t...
Father somehow very fond of all his children, even those like me.