Aku dapati diriku sekarang sedang angkuh, sombong. tak terbendung, cenderung mati.
terlalu sombong untuk hidup mengandalkan diri sendiri tanpa menghiraukan yang lain, misalnya Dia.
Aku terlalu takut menghadapi masa-masa ke depan, terlalu lemah untuk berjalan lebih jauh.
sepertinya aku sudah meninggalkanNya, aku sedang tidak lagi menapaki bekas tapak kakiNya, seperti menghindar, menjauh, dan berjalan mundur. Padahal waktu berjalan maju, jadi tidak seimbang.
Melihat orang lain tersenyum menikmati hari-hari bersamaNya, bersama-sama orang yang mereka sayangi.
Aku? terlalu sulit untuk menikmati itu. memang aku berada di tempat itu bersama orang-orang yang ku sayangi, tapi tawar.
Terlalu menuntut dan banyak mengeluh, kenapa tidak seperti ini? kenapa tidak seperti itu?
Mungkin kau bilang aku lemah, aku terlalu menghayati, aku terlalu perasa, atau apalah hal lain yang kalian katakan.Tapi ya, aku lemah.
Bukan berlebih atau melebihkan.Tapi terkadang cerita itu, kisah itu mengingatkanku pada satu hal yang aku alami dan aku bisa meluapkan hal itu dengan tangisan.
Bukan aku sengaja, tapi jangan samakan apa yang aku rasakan dengan apa yang kau rasakan.
Rasa kita pasti berbeda.
Mungkin kau kuat untuk menyimpan itu, tapi kekuatanku untuk membendungnya mulai runtuh. Aku tak sekuat dulu lagi.
ditulis tanggal 07 Jan 2014
#latepost R.H
terlalu sombong untuk hidup mengandalkan diri sendiri tanpa menghiraukan yang lain, misalnya Dia.
Aku terlalu takut menghadapi masa-masa ke depan, terlalu lemah untuk berjalan lebih jauh.
sepertinya aku sudah meninggalkanNya, aku sedang tidak lagi menapaki bekas tapak kakiNya, seperti menghindar, menjauh, dan berjalan mundur. Padahal waktu berjalan maju, jadi tidak seimbang.
Melihat orang lain tersenyum menikmati hari-hari bersamaNya, bersama-sama orang yang mereka sayangi.
Aku? terlalu sulit untuk menikmati itu. memang aku berada di tempat itu bersama orang-orang yang ku sayangi, tapi tawar.
Terlalu menuntut dan banyak mengeluh, kenapa tidak seperti ini? kenapa tidak seperti itu?
Mungkin kau bilang aku lemah, aku terlalu menghayati, aku terlalu perasa, atau apalah hal lain yang kalian katakan.Tapi ya, aku lemah.
Bukan berlebih atau melebihkan.Tapi terkadang cerita itu, kisah itu mengingatkanku pada satu hal yang aku alami dan aku bisa meluapkan hal itu dengan tangisan.
Bukan aku sengaja, tapi jangan samakan apa yang aku rasakan dengan apa yang kau rasakan.
Rasa kita pasti berbeda.
Mungkin kau kuat untuk menyimpan itu, tapi kekuatanku untuk membendungnya mulai runtuh. Aku tak sekuat dulu lagi.
ditulis tanggal 07 Jan 2014
#latepost R.H
Komentar
Posting Komentar