Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

First letter

Hai, selamat malam. Ini pertama kalinya aku mencoba menulis untukmu. My dear future man, hahaha Mungkin kau akan menertawakanku, ketika kau membaca ini kelak. Tapi inilah salah satu caraku. Kau tau betapa membosankannya hari ini? Yah berada di ruangan sempit ini, sendirian. Melihat pagi, mencari siang, menemukan malam. Dan kembali di ruangan ini. Aku mencoba segalanya! Memandangi buku, menertawakan layar telepon genggamku, bahkan membicarakanmu di hadapan cermin. Dan sempat terpikirkan apa yang sedang kau lakukan disana. Yah aku meyakini kau sesuatu yang nyata tentunya. Kau tau? Aku mengalami kesulitan dalam studiku, aku sedang mengerjakan tugas akhirku dan aku masih saja belum bisa menentukan topik apa yang akan ku teliti. Terlebih rasa takutku yang berlebihan terhadap apapun yang belum ku coba. Kau, apa yang sedang kau alami sekarang? Sulitkah? Apa kau bisa menghadapinya dengan tanganmu sendiri? Ya, aku yakin kau bisa, karna kelak kau yang akan membantu menemaniku menghada...

Sajak berbalas

Jangan suka memulai. Jika tidak siap mengakhiri- Apalagi menjalani. Biarkan semua mengalir apa adanya- Sesuai aliran yang dilewatinya. Sampai ia lelah dan menemukan ujungnya, yakni akhir penantiannya- Sampai dikatakan padanya bahwa ia sudah selesai. Dan perjalanan bersama baru saja dimulai- Perjalanan panjang yang tidak selalu berbuahkan kebahagiaan. Tapi yang pasti kedua tangan genggam erat memegang- Dan tiap doapun tak henti kami ucapkan bersama. Hanya itu satu-satunya cara berharap Sang Pencipta merestui apa yang kami impikan- (. = Rina) (- = Lena)

Kesepian.

Kebanyakan orang tidak pernah menyadari bahwa kesepian merupakan hadiah dari Allah. Rasa kesepian itu tidak hanya membawa kita mendekat kepada Yesus, tetapi juga dapat mengajari kita untuk semakin menghargai hubungan pernikahan yang telah lama dinanti-nantikan. Dan dalam kesepian tersebut, kita dapat 'merajut' sebuah hadiah buatan kita sendiri bagi seseorang, yang kelak akan membuat penantian kita yang setia menjadi sepadan. Belajarlah untuk berdoa bagi orang itu pada hari-hari hujan seperti ini, mohonlah kepada Allah agar membentuknya sehingga menjadi pelengkap yang sempurna bagi hidupmu. Tulislah surat cinta untuknya. Bayangkan saja, kau dapat mengundangnya masuk ke dalam relung hatimu yang terdalam dan mengizinkannya mengintip ke dalam hari, bulan, bahkan tahun-tahun dalam kehidupanmu, sehingga ia memiliki hak istimewa untuk mengetahui curahan hatimu, hanya dari tulisanmu. - Tulislah sesuatu yang akan menjadi alat pengingat seumur hidup bahwa ia memang " layak dinanti...