Ah belajar kali ini pun terganggu, ga fokus.
Ini udah semakin parah saya rasa, udah ga bener -__-
Berjuang fokus tapi tetep aja pikirannya ke
arah sana. Ditambah dapet broadcast whatsapp dari si kaka yang isinya begitu,
yah semakinlah ini namanya.
Ga enak ternyata di posisi yang begini,
berjuang menghilangkan rasanya, menghilangkan sensasinya, dan berjuang untuk
netral. Tapi sulit! Benar.
Ya, saya memang punya rasa. Ketika dekat,
ketika bersama, ketika duduk (bahkan disaat ramai), ketika bersentuhan tanpa sengaja.
Ada sesuatu, ya memang.
Tapi rasa ini bergelut hebat sama pikiran yang
menolak sekuat-kuatnya, tapi banyak hal terjadi tanpa diduga. Yang memungkinkan
ada saat-saat tertentu kami harus duduk berhadapan berdua, dan ini
menggagalkan.
Berjuang menahan, dalam kata-kata juga dalam
perbuatan. Tapi tidak semudah yang dipikirkan. Ini spontan terjadi, mengalir
begitu saja. Rasa perhatian, simpati, mau tau, mau mengerti.
Bukan karakter saya, sama sekali. Tapi apa
boleh buat, ini terjadi begitu saja. Bahkan tanpa disadari, seorang sahabat
akhirnya mengetahui. Mengatakan sungguh terlihat dari mata dan perilaku.
Tiba-tiba tertawa, tersenyum, berkhayal,
semakin bodoh saya rasa perasaan ini mengubah saya. Semakin berat saat melihat
sosok punggung itu berjalan jauh, saat tadinya terlihat begitu dekat.
Mungkin memang secara kebetulan, tapi tidak
saya pikir. Ga ada yang kebetulan, kalo keadaannya sudah sangat tertata rapi
seperti ini.
Hanya percaya ini pekerjaan Tuhan, karena
hanya bagian ini yang memang bisa saya mengerti. pekerjaanNya tak pernah
terselami. Sudah cukup.
Kedepannya? Bagianku membawa namamu
kehadapanNya, itu saja.
Ini hanya sekedar tulisan, yang nantinya bisa
dibuka kembali saat masa-masa ini sudah menjadi kenangan :)
Komentar
Posting Komentar