Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Ketika panggilan hidupmu menjadi jawaban doa orang lain

Sabtu minggu lalu, tepatnya tanggal 27 Juni. Gue buat janji untuk ikut rapat di Serpong. Ga lama gue rapat, ternyata alumni yang sangat gue segani datang juga ke tempat itu. Tapi dengan urusan yang berbeda. Karena gue lagi bingung sama beberapa hal (terutama tentang panggilan hidup) dan pas tau dia dateng, gue kepikiran untuk ngobrol dan sharing sama dia dulu. Karena gue cukup percaya untuk share sama dia mengenai tema ini. Dan karena waktu kaya gitu ga akan sering ada, gue memutuskan untuk menunggu dia selesai dengan urusannya. Hampir Pkl 18.00 WIB, akhirnya dia selesai lalu kami ikut mampir dengan rombongan lain ke tempat makan terdekat. Lama kami sharing, di pertengahan dia bercerita tentang panggilan hidupnya (kenapa di tempat itu, kenapa di daerah itu, dll) Dan satu cerita yang masih gue ingat dan gue sangat tercengang ketika mendengarnya adalah saat ada seorang bos (yang notabene jabatannya lebih tinggi) mulai punya relasi yang baik sama alumni ini, beberapa perjalanan kerja ...

Dia Allah

Sore di hari Minggu itu, aku menjadi saksi suatu kejadian. Perbincangan yang dimulai dengan sangat tidak baik, cara yang sangat tidak baik. Aku melihat seorang gadis duduk dengan raut wajah marah dan menangis, dia duduk berserongan tidak jauh dari ayah dan ibunya. Banyak hal yang dibicarakan menurutku, aku menghitung waktu berjalan sangat cepat dari siang hingga sore hari. Aku mendengar persis apa yang mereka bicarakan: karakter, ketidakmampuan memahami, keegoisan, ketidakadilan, saling menduga tanpa tahu keadaan sebenarnya. Aku melihat wajah mereka tidak akrab, suara mereka terdengar bernada geram dan tinggi. Bersaut-sautan satu sama lain, bahkan terkadang memotong di tengah pembicaraan. Terkadang si gadis berhenti menangis, tapi terkadang air matanya menetes kembali. Belum selesai. Hari Minggu adalah waktu beribadah ke Gereja, aku melihat si gadis mulai gelisah melihat jam dinding. Sudah waktunya bersiap, pikirnya. Tapi aku melihat wajahnya bingung dan sedikit ragu, mungkin memp...

Can't breathe

Langit merubah warnanya Awan hitam mulai bersama Menggumpal begitu banyak Tidak lagi terlihat cahaya Menanti waktu tidak lama Terlihat suatu terang Terang yang tidak sama Beriringan dengan suara Suara yang mengerikan Bersaut-sautan dari berbagai arah Lalu jatuh suatu benda Dingin dan basah rasanya Satu per satu jatuh berbalapan Sebentar, hanya sebentar saja Jatuh begitu banyak Sungguh banyak mereka Tidak dapat lagi ditahan Deras semakin deras Perlahan tidak bisa bernafas Sulit bernafas.