Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Tegarlah dan kuatlah!

Bukan karna ingin terlihat tegar. Tapi terkadang terlihat tegar di depan orang yang kau sayangi itu penting. Mungkin dia lebih butuh melihat kau tegar dan kuat, sehingga diapun bisa kuat menghadapi apa yang harus dia hadapi. Hidup punya banyak warna. Mungkin hidupmu dulu begitu hitam. Membelalakkan mata untuk melihatnya pun, tetap tak terlihat. Mungkin goresan dari masa lalumu begitu pahit, seperti melekat dan tidak bisa lepas dari dirimu, bahkan mengingatnya pun kau menitikkan air mata.Tak apa, kalau itu melatihmu tegar dan kuat. Mungkin suara pahit dan menyedihkan itu terlalu keras memanggilmu kembali ke belakang, tapi percayalah warna di depan sana bukan hanya hitam. Kau tau ada berapa warna yang bisa kau hasilkan ketika kau menggabungkannya? Banyak warna! Dan menghasilkan yang lebih indah. Jadi jangan takut dan majulah! Warna-warna itu menunggu untuk dilihat kelak dan menunggumu tersenyum saat memandangnya. Sehingga hitam tadi akan tertutup rapat. Mencapai keindahan buka...

Looking Up Together (say it once,please)

Verse 1 Rise up, you dreamer, stand strong forever When life tosses you around and keeps you down Imagine, you dreamer, how much I love you I will help you in times of need, when the darkness makes you cry As you trust me and as you love me, Every dream will be come true! Refrain We look up as one together We all fly up high together to see beyond- move forward to one future- Dream whatever you want to dream Go wherever you want to go ’ cause you and I Trust and love forever more Verse 2 Call me for your help, I’ll stand beside you I still just believe in you, I see sunrise in your eyes As you trust me and as you love me, You know that we can make it true- Bridge I am thankful that I found you You’re the one who can hold my hand and go forth Coda I know that you won’t give up. I’m giving you all of my heart. I’m giving you my love. " I just wish you could say this just once, no more" Lyrics of Looking Up Together - New Lif...

God makes no mistake

Verse 1 My life I give to you, O Lord; Use me, I pray. May I glorify your precious name In all I do and say. Let me trust you in the valley dark, As well as in the light, Knowing you will always lead me; Your will is always right. Verse 2 And when someday in heaven above I see His Dear face, May I then be counted faithful As a runner in this race. But now I’m trusting in my Saviour To show me the way. In His righteousness he guides me, As I seek to please Him day by day. Chorus I know God makes no mistakes, He leads in every path I take Along the way that’s leading me to home. Though at times my heart would break, There’s a purpose in every change He makes. That others would see my life and know That God makes no mistakes. Mau share lirik lagu yang lagi dinikmati, dikirim sama seseorang yang firman itu sangat sangat hidup dalam kehidupannya. Dan jadi salah satu orang yang jadi teladan banget. Pertama kali denger lagu sambil baca liriknya langsung n...

Sepotong yang terakhir

Sekawan yang sebenarnya baru dekat, tapi kami saling nyaman. Hari ini kami bertemu, sudah lama rasanya (padahal tidak). Lucu mendengar saling cerita, banyak cerita baru, seperti sudah tak bertemu berbulan-bulan. Saling mengakui kami saling rindu dan menutupnya dengan pelukan (yang hangat) di tengah udara malam hari ini dengan angin yang berlarian cepat menabrak setiap pohon-pohon didepannya. Menjelang pagi yang sejuk aku sulit memejamkan mata, menulis beberapa kalimat mungkin membantuku. Menurutku hari ini cukup disini, ditutup dengan doaku yang gelisah, takut, dan sangat takut. Kedua tulisan, sepotong yang pertama dan sepotong yang terakhir ditulis tgl 17 Januari 2014.

Sepotong yang pertama

Seiring berjalannya hari ini dari berangkat hingga melewati banyak hal di tempat ini, aku mencari sepasang mata! Mata yang bisa membuatku hangat, canggung, terlihat bodoh! Dia dimana? Kenapa tidak ada? Tidak ada juga yang menceritakan kenapa dia tidak ada? Akankah dia telat? Ya, sepasang mata itu datang sore ini dengan membawa kelesuan dalam pancarannya. Hati bersuara, darimana? Kenapa baru datang? Ada apa di pancaran mata itu? Ada sesuatu? Ceritalah! Aku mau mendengar! Tapi, lagi-lagi suara itu hanya terdengar hanya bagiku, aku terlalu lemah menatap matamu. Maaf aku belum bisa menjadi temanmu Maaf kalau namamu sudah jarang kusebut dalam doaku Maaf untuk tidak lagi menggumulkanmu Maaf untuk tidak menanyakanmu pada Dia Maaf...

"cinta" dalam tanda petik

Sebenernya ga tau apa yang ku cari dalam satu kata itu. Orang bilang itu indah, orang bilang itu menyenangkan, memang iya? Entahlah, kata yang terpikirkan olehku ketika mendengar kata itu hanyalah egois. Aku lupa bahkan tak ingat kapan terakhir kali aku "merasakan" kata itu. Cinta, keindahan, rasa senang, romantis hanya kutemukan di berbagai layar dan kertas. Kau berkata itu indah dan kau memaksa agar aku merasa senang seperti yang kau rasakan oleh karena hal itu, bagaimana bisa? Bahkan ketika aku mau mencicipi rasa itu lagi dari orang-orang terdekatku aku tidak bisa merasanya. Entah memang tidak ada rasa atau aku sudah mati rasa. Kata orang cinta sejati, cinta tak ada akhir, cinta abadi. Memang ada? Kata orang kau tak bisa tidur karenanya bahkan lupa bagaimana cara bernafas. Kata orang itu membuatmu bahagia. Kalau memang kau merasakannya, bolehkah aku mencicipinya darimu? 09 Okt 2014

dijawab atau terjawab

Akhirnya mulai menemukan jawaban-jawaban. Kenapa begitu sensitif? Kenapa begitu melankolis? Kenapa begitu suka diperhatikan? Kenapa begitu banyak tawa? Kenapa begitu banyak canda? Kenapa begitu mudah? Kenapa begitu keras? Kenapa begitu ramai? Kenapa begitu kuat? Kenapa begitu tidak peduli? Kenapa begitu iri? Kenapa begitu merendahkan diri? Kenapa begitu ingin disanjung? Kenapa begitu berisik? Kenapa begitu ingin didengar? Kenapa begitu bodoh? Kenapa begitu sulit berjuang? Kenapa begitu sulit mendengar? Kenapa begitu egois? Kenapa begitu terlambat? Kenapa?

Tak menemukan tempat.

Sebenarnya berada dimana. Tidak ada tempat, kemanapun berjalan hanya ada kekosongan. Banyak tawa, banyak canda, banyak percakapan. Tapi tak ada yang terdengar, hanya terlihat. Akhirnya sadar tiada tempat. Sebenarnya berbicara adalah sulit, karena setiap kali berkata, itu akan jadi yang salah. Sebenarnya takut, bahkan sangat takut. Mengutarakan apa yang sebenarnya ingin keluar tapi tidak bisa, kerongkongan tersendat.

Merindu

Dua hari saja cukup membuatku tersadar apa yang sedang terjadi. Hari pertama, hanya merasa bosan, sedang tidak tahu arah, dan apa yang ingin dikerjakan. Handphone dan headset yang menemaniku di siang hari itu setelah pulang kuliah. Entah, pusing saja kurasa. Dan satu-satunya hal yang bisa kuandalkan adalah mendengar musik. Entah kenapa musik selalu jadi salah satu sarana menghilangkan penat, ditambah dengan menyanyikan lagu-lagu tersebut dengan suara keras. Teriakan marah, bosan, letih sepertinya keluar dengan sendirinya dengan menyanyikan tiap lagu tersebut. Hari pertama, aku belum tau apa yang sedang terjadi. Hari itu aku mengerjakan banyak hal yang mereka (Lena, Maria, Ria) katakan aku aneh, aku sedang tidak pada tempatku. "Alay" begitulah mereka katakan. Selesai hari pertama, masuk ke hari ke dua. Masih hal yang sama, aku lagi-lagi mengisengi mereka, terutama Lena (di hari itu). Entah, tapi seakan-akan aku sedang mencari perhatian mereka, ada sesuatu yang aku butuhka...

you

aku sedang tidak mengenal dia wajahnya, gayanya, sifatnya, pikirannya atau memang aku belum mengenalnya mungkin dia sedang dipaksa untuk menjadi dewasa membentuk gaya yang seperti itu yang sebenarnya itu tidak cocok untuknya senyum dan tawanya tidak selepas yang terakhir ku llihat tidak mekar seperti yang dulu masih ku kagumi saat ini yang terlihat hanya mata sayunya yang meminta dan memohon untuk ditutup sejenak, sebentar, sekejap tapi doaku, tegarlah dan nikmati kedewasaan yang sudah harus jadi bagianmu disana dan pintaku, beristirahatlah jangan terlalu lelah ditulis 04 feb #latepost R.H

bukan lagi

Aku dapati diriku sekarang sedang angkuh, sombong. tak terbendung, cenderung mati. terlalu sombong untuk hidup mengandalkan diri sendiri tanpa menghiraukan yang lain, misalnya Dia. Aku terlalu takut menghadapi masa-masa ke depan, terlalu lemah untuk berjalan lebih jauh. sepertinya aku sudah meninggalkanNya, aku sedang tidak lagi menapaki bekas tapak kakiNya, seperti menghindar, menjauh, dan berjalan mundur. Padahal waktu berjalan maju, jadi tidak seimbang. Melihat orang lain tersenyum menikmati hari-hari bersamaNya, bersama-sama orang yang mereka sayangi. Aku? terlalu sulit untuk menikmati itu. memang aku berada di tempat itu bersama orang-orang yang ku sayangi, tapi tawar. Terlalu menuntut dan banyak mengeluh, kenapa tidak seperti ini? kenapa tidak seperti itu? Mungkin kau bilang aku lemah, aku terlalu menghayati, aku terlalu perasa, atau apalah hal lain yang kalian katakan.Tapi ya, aku lemah. Bukan berlebih atau melebihkan.Tapi terkadang cerita itu, kisah itu mengingatkanku p...